THE POWER OF FORGIVENESS

holding

When you choose to forgive those who have hurt you, you take away their power.

Forgiveness – It’s not for them. They don’t know nor care. It is for you to move on. Forgive yourself and others.

Forgiveness is making a conscious decision to live in the present … even if the past still hurts.

Forgiveness is not about forgetting. Forgiveness is about remembering without pain.

Forgiveness doesn’t excuse their behavior. Forgiveness prevents their behavior from destroying your heart.

If you want to fly, give up everything that weighs you down.

Sometimes holding on, does more damage, than letting go.

Dalam kehidupan, kita berinteraksi dengan lingkungan kita, dengan teman-teman kita, dengan keluarga kita, dengan atasan dan bawahan kita, juga dengan orang-orang lain di sekitar kita. Kita selalu berharap interaksi ini berjalan harmonis, mulus dan utuh. Namun seringkali yang terjadi di luar kehendak kita. Ada selisih paham, ada rasa tersinggung, kekesalan, kemarahan, dendam, kekecewaan dan sebagainya, yang menyakitkan diri kita.

 

Emosi-emosi negatif tersebut mengalami repetisi, seperti bola salju yang menggelinding. Emosi negatif yang sama ini menggulung menjadi besar sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman, tidak ingin bertegur sapa lagi, bahkan hal ekstrim yang dapat kita lakukan adalah melakukan balas dendam dengan bahan bakar emosi-emosi negatif yang intens yang tercipta di dalam diri kita.

 

Setiap kali ada emosi yang sama timbul, gulungan emosi ‘bola salju’ negatif tersebut akan semakin besar dan berenergi kuat. Tak jarang meninggalkan luka yang mendalam dan sulit diobati. Pertemanan menjadi permusuhan, keluarga harmonis menjadi berantakan dan berujung pada perceraian, sesama saudara tidak akur, dan sebagainya.

 

Saat seseorang mengalami luka/ trauma batin menjadi marah, benci, dendam dan sebagainya, terbentuk bagian diri/ part/ ego personality di pikiran bawah sadarnya yang bisa bereaksi fight (melawan stresor) atau flight (menghindar dari stressor). Bila hal-hal yang dialaminya mengalami repetisi dengan kejadian-kejadian serupa, maka trauma ini akan semakin kuat dan tak jarang menimbulkan keinginan untuk membalas dendam atau malah menimbulkan depresi dan stres bagi diri orang tersebut.

 

Seiring dengan maturitas seseorang, maka seseorang dapat melokalisir emosi-emosi negatif, namun hal-hal sepele yang terjadi saat pemahaman seseorang belum matang (immature) dapat membuat luka yang mendalam dan menyakitkan.

 

Apakah Anda hendak mempertahankan kondisi tidak nyaman tersebut dan menjadi budak dari emosi-emosi negatif tersebut ? Ataukah Anda ingin membebaskan diri Anda dari cengkeraman emosi negatif Anda dan mencapai ketenangan dan kedamaian hidup?

 

Banyak orang yang mencoba untuk membebaskan diri dari emosi negatif yang mencengkeramnya dengan cara memberikan maaf (pengampunan) terhadap orang yang membuat dirinya terluka, marah, benci, sedih, kecewa, dan sebagainya, namun banyak pula yang gagal. Mengapa? Karena mereka memaafkan hanya sebatas di mulut (perkataan) saja. Kita harus secara sadar mau memaafkan dan melepaskan masa lalu kita yang menyakitkan. Memaafkan itu dari hati (kami, hipnoterapis mengatakan memaafkan itu dari Pikiran Bawah Sadar).

 

Memaafkan itu timbul dari kesadaran dan keinginan untuk memaafkan. Seseorang yang berupaya untuk memaafkan/ mengampuni orang yang menyakiti dirinya, harus terlebih dahulu memaafkan diri sendiri.

Pengampunan adalah melepaskan dan membangun kepercayaan diri yang diperlukan untuk mengalami pertumbuhan yang sehat dan positif. Hal ini menyatakan bahwa Anda tidak akan lagi terperangkap di masa lalu sebagai korban keadaan, bahwa Anda tidak akan lagi mengabadikan pola hidup negatif melalui kesalahan dan kemarahan. Bahwa Anda justru akan mengakses kekuatan dan cinta yang diberikan Tuhan dari hari ke hari, demi transformasi diri Anda menjadi pribadi yang lebih baik.

 

Kekuatan Pengampunan
Pengampunan mengubah kemarahan dan menyakitkan menjadi penyembuhan dan kedamaian. Pengampunan bisa membantu Anda mengatasi perasaan depresi, cemas, dan marah, serta konflik pribadi dan relasional. Ini adalah tentang membuat keputusan sadar untuk melepaskan dendam.

 

Mengapa ada orang yang mau memaafkan seseorang yang telah menganiaya dia di masa lalu? Ini bukan tentang membiarkan seseorang lolos dari perbuatan salah, atau melupakan masa lalu, atau melupakan rasa sakitnya. Ini tentu tidak berarti Anda bertahan untuk penganiayaan batin di masa depan dari atasan, pasangan, orangtua, atau teman. Ini tentang mengatur diri Anda bebas sehingga Anda dapat bergerak maju dalam kehidupan Anda sendiri.

 

Pengampunan berarti melepaskan penderitaan masa lalu dan bersedia maju terus dengan potensi kebebasan batin yang jauh lebih besar.
Selain untuk melepaskan masa lalu yang menyakitkan, ada manfaat kesehatan yang kuat yang berjalan seiring dengan praktik pengampunan. Dalam domain fisik, pengampunan dikaitkan dengan detak jantung rendah dan tekanan darah serta keseluruhan bantuan stres. Hal ini juga terkait dengan peningkatan gejala fisik, mengurangi kelelahan pada beberapa populasi pasien, dan meningkatkan kualitas tidur. Dalam domain psikologis, pengampunan telah terbukti mengurangi pengalaman stres dan konflik batin sambil sekaligus memulihkan pikiran positif, perasaan, dan perilaku.

 

Masalah bagi banyak dari kita adalah terkadang kita bisa memilih untuk memaafkan orang lain, tapi tetap memendamnya di hati kita, kemarahan atau kebencian tetap ada. Namun, sebenarnya mungkin untuk memaafkan dan benar-benar melepaskan kekecewaan masa lalu, sakit hati, atau tindakan pelecehan yang mencolok.

 

Meskipun terkadang hal ini tampak tidak masuk akal, pengampunan adalah keterampilan yang dapat diajarkan dan dapat dipelajari yang dapat meningkat secara dramatis dengan latihan dari waktu ke waktu.

 

Peneliti Harvard dan dokter George Vaillant menggambarkan pengampunan sebagai satu dari delapan emosi positif yang membuat kita tetap terhubung dengan diri kita yang terdalam dan dengan orang lain. Dia menganggap emosi positif ini sebagai bahan utama yang mengikat kita bersama dalam kemanusiaan kita dan itu termasuk cinta, harapan, sukacita, kasih sayang, iman, kekaguman, dan rasa syukur.

 

Apakah Anda memiliki kecenderungan spiritual atau tidak, penelitian ini mendukung gagasan bahwa mengembangkan emosi positif yang kuat mendukung kita dalam menjalani kehidupan yang lebih sehat, bahagia, dan lebih terhubung. Saat kita memaafkan dan mengembangkan emosi positif lainnya kita menjadi kurang terbebani oleh bekas luka masa lalu.

 

Pertanyaannya:
Bagaimana kita melepaskan dendam dan memaafkan seseorang yang telah menyakiti, kecewa, atau mengkhianati kita?

 

Model strategi berikut untuk belajar pengampunan berasal dari gabungan kerja oleh beberapa peneliti dan dan psikolog:

  1. Tanyakan pada diri Anda secara mendalam tentang akar kemarahan atau dendam Anda. Lihatlah situasinya dengan jujur, tanpa menghiasi atau mengatur ulang detailnya. Perhatikan bagaimana kemarahan ini menahan Anda dan membuat Anda tersandera dalam keberadaan Anda sehari-hari.
  2. Tinjau kembali kisah cerita Anda sehingga Anda melihat diri Anda dengan cara yang lebih berdaya. Mungkin Anda memilih untuk melepaskan atau membatasi waktu Anda dengan teman atau anggota keluarga yang secara konsisten menyakiti Anda. Mungkin Anda meninggalkan pasangan yang selalu berkonflik dengan Anda. Anda memiliki ketabahan untuk meninggalkan situasi yang buruk. Jadikan diri Anda sebagai orang yang berhasil lepas dari cengkeraman kemarahan dan dendam dan menjadi pahlawan dalam cerita Anda sendiri. Lihatlah kekuatan yang Anda kembangkan sebagai hasil dari situasi ini. Anda menempuh jalan baru yang transformatif dan kehidupan yang lebih memuaskan.
  3. Kembangkan kapasitas Anda untuk berempati dan berbelas kasihan pada diri Anda sendiri bila Anda berada dalam situasi yang menyakitkan ini. Menyalahkan diri sendiri hanya akan memperlambat proses membuat perubahan. Anda menolak untuk menerima perilaku bermusuhan mereka, cobalah untuk memahami rasa sakit dan penderitaan yang harus dia hadapi. Anda bisa mengerti dan memaafkan tanpa menerima perilaku buruk atau kasar.
  4. Buat asosiasi baru dengan cerita lama Anda tentang hal yang menyakitkan dan buatlah suatu hal yang menandakan akhir dari segala sesuatu dengan mengucapkan selamat tinggal pada masa lalu seperti yang pernah Anda alami (misal pada momen tahun baru, ulang tahun Anda jadikan momen untuk memulai). Ucapkan selamat datang kepada hal-hal yang baik, dukungan, dan cinta yang sekarang Anda undang ke dalam hidup Anda. Cahaya lilin, untuk menerangi ujian dalam kehidupan Anda.

Dalam teknologi pikiran, dapat dilakukan rekayasa pikiran dengan melakukan melalui cara-cara tertentu dan terstruktur dengan menelusuri lini masa hingga ditemukan saat pertama kali emosi terkait muncul, menyelesaikannya pada saat itu dengan forgiveness technique dan menamamkan program pikiran positif sebagai pola baru yang membuat seseorang bisa bertransformasi positif dalam menghadapi kehidupan di masa depan. Hal lain adalah bernegosiasi dengan bagian diri, memberikan maaf pada diri sendiri dan orang lain dengan teknik ego personality.

 

Hipnoterapi sangatlah efektif dalam menyelesaikan kasus-kasus terkait emosi negatif.

Please follow and like us:
Liman Harijono

About Liman Harijono

Medical Doctor, Certified Hypnotherapist & Certified Trainer Member of Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology, Master in Hospital Administration, Master in Law.